By Unknown | At 00:11 | Label : | 0 Comments
HAUL SATU SURO/MUHAROM
Memasuki awal tahun dalam kalender Hijriyah, di Desa Ngroto, Gubug, Grobogan ada tradisi turun temurun yang sudah berlangsung selama puluhan tahun.
Salah satu tradisi untuk menyambut pergantian tahun Hijriyah, salah satunya dengan adanya rangkaian acara Haul 1 Suro / Muharom.
Selain untuk lebih "menghidupkan" tradisi hari besar Islam, Haul 1 Suro juga menjadi sarana berkirim do'a untuk para tokoh dan leluhur Ngroto.
Diantara tokoh yang menjadi tauladan adalah Kyai Abdurrahman Ganjur Godho Mustoko dan Kyai Sirodjuddin.
Berdasarkan cerita tutur masyarakat dan beberapa tulisan yang sempat dihimpun, Kyai Abdurrahman Ganjur adalah salah satu tokoh yang hidup di zaman Walisongo. Beliau diriwayatkan sebagai salah satu tokoh yang berperan serta dalam pembangunan Masjid Agung Demak, sampai akhirnya menjadi Marbot(takmir?)/magersari/perawat Masjid Agung Demak yang merawat Mas Karebet / Joko Tingkir/ Sultan Hadiwijoyo ketika awal mengabdi di Kesultanan Demak Bintoro.
Sedangkan Kyai Sirodjuddin diriwayatkan sebagai salah satu tokoh yang mengembangkan Islam di Ngroto dan sekitar.
-------
Haul 1 Suro ( Haul Kyai Abdurrahman Ganjur & Kyai Sirodjuddin ) pada tahun 2011, insyaAlloh akan diselenggarakan pada hari Ahad, 27 November 2011.
Seperti yang sudah menjadi tradisi di tahun - tahun sebelumnya, rangkaian acara Haul 1 Suro akan dimulai satu hari sebelum acara puncak dan di pusatkan di Kompleks Makam Kyai Abdurrahman Ganjur Godhomustoko ( Sebelah selatan Ponpes/Musholla Miftahul Huda, K.H Munir Abdullah )
Sabtu pagi akan diisi dengan Khotmil Qur'an 30 Juz para Khafidz Putri.
Sabtu sore ba'da Ashar, pembacaan do'a akhir tahun.
Sabtu sore ba'da Maghrib, pembacaan do'a awal tahun.
Sabtu malam ba'da Isya' s/d Subuh, Khotmil Qur'an 30 Juz para Khafidz Putra.
Sedangkan untuk Ahad pagi acara dimulai pukul 06.30, dengan rangakain Majlis Dzikir, Manaqib, Maulidurrasul dan Mauidhoh hasanah yang insyaAlloh akan di sampaikan oleh K.H Mahrus Ali dari Jepara.
------
Dalam pelaksanaannya, acara Haul 1 Suro biasanya akan dipadati oleh ribuan hadirin dari berbagai daerah di Kabupaten Grobogan dan sekitar.
Beberapa tahun terakhir pelaksanaan Haul 1 Suro, acara pada tanggal 1 Suro pagi di isi dengan Majlis Dzikir Jama'ah Al Khidmah.
Dalam Biografi Hadrotus-Syaikh Muhammad Utsman Al-Ishaqi R.A Jatipurwo Surabaya yang disusun oleh H. Abdul Ghofar Umar Gresik, di riwayatkan :
" Kyai Masduri Ngroto menceritakan kepada kami sejarah masuknya Thoriqoh Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah di Ngroto dan sekitarnya sebagai berikut : Sejak tahun 1936/1937 M banyak guru-guru Thoriqoh yang berusaha memasukkan Thoriqoh ke Ngroto bahkan ada kyai yang sampai kawin di Ngroto kemudian terpaksa firoq karena tidak berhasil memasukkan Thoriqoh.
Pada bulan Muharram tahun 1964 M Hadrotus-Syaikh mulai pertama datang ke Ngroto bersama Kyai Muslih bertepatan dengan Haulnya Kyai Sirojuddin. Itulah mula pertama datang ke Ngroto bersama Hadrotus-Syaikh. Kemudian untuk kedua kalinya datang pada tahun 1966 M saya di panggil ke rumah paman, dan Hadrotus-Syaikh menangis dan saya dirangkul seraya mengatakan : Sabarlah ! sejak sekarang Masduri menjadi Kyai di desa sini maka do’akanlah semoga panjang umur. Sepulangnya Hadrotus-Syaikh dapat 15 hari paman saya meninggal, dan atas saran beliau saya kirim surat kepada beliau tentang wafatnya paman. Dan saya mendapatkan balasan agar saya datang kesurabaya di Surabaya saya dibai’at dan diberi ijazah Manaqib secara mutlaq. Setelah itu banyak para ikhwan yang menjadi murid Hadrotus-Syaikh maka tersebarlah Thoriqoh di Ngroto".
Salah satu tradisi untuk menyambut pergantian tahun Hijriyah, salah satunya dengan adanya rangkaian acara Haul 1 Suro / Muharom.
Selain untuk lebih "menghidupkan" tradisi hari besar Islam, Haul 1 Suro juga menjadi sarana berkirim do'a untuk para tokoh dan leluhur Ngroto.
Diantara tokoh yang menjadi tauladan adalah Kyai Abdurrahman Ganjur Godho Mustoko dan Kyai Sirodjuddin.
Berdasarkan cerita tutur masyarakat dan beberapa tulisan yang sempat dihimpun, Kyai Abdurrahman Ganjur adalah salah satu tokoh yang hidup di zaman Walisongo. Beliau diriwayatkan sebagai salah satu tokoh yang berperan serta dalam pembangunan Masjid Agung Demak, sampai akhirnya menjadi Marbot(takmir?)/magersari/perawat Masjid Agung Demak yang merawat Mas Karebet / Joko Tingkir/ Sultan Hadiwijoyo ketika awal mengabdi di Kesultanan Demak Bintoro.
Sedangkan Kyai Sirodjuddin diriwayatkan sebagai salah satu tokoh yang mengembangkan Islam di Ngroto dan sekitar.
-------
Haul 1 Suro ( Haul Kyai Abdurrahman Ganjur & Kyai Sirodjuddin ) pada tahun 2011, insyaAlloh akan diselenggarakan pada hari Ahad, 27 November 2011.
Seperti yang sudah menjadi tradisi di tahun - tahun sebelumnya, rangkaian acara Haul 1 Suro akan dimulai satu hari sebelum acara puncak dan di pusatkan di Kompleks Makam Kyai Abdurrahman Ganjur Godhomustoko ( Sebelah selatan Ponpes/Musholla Miftahul Huda, K.H Munir Abdullah )
Sabtu pagi akan diisi dengan Khotmil Qur'an 30 Juz para Khafidz Putri.
Sabtu sore ba'da Ashar, pembacaan do'a akhir tahun.
Sabtu sore ba'da Maghrib, pembacaan do'a awal tahun.
Sabtu malam ba'da Isya' s/d Subuh, Khotmil Qur'an 30 Juz para Khafidz Putra.
Sedangkan untuk Ahad pagi acara dimulai pukul 06.30, dengan rangakain Majlis Dzikir, Manaqib, Maulidurrasul dan Mauidhoh hasanah yang insyaAlloh akan di sampaikan oleh K.H Mahrus Ali dari Jepara.
------
Dalam pelaksanaannya, acara Haul 1 Suro biasanya akan dipadati oleh ribuan hadirin dari berbagai daerah di Kabupaten Grobogan dan sekitar.
Beberapa tahun terakhir pelaksanaan Haul 1 Suro, acara pada tanggal 1 Suro pagi di isi dengan Majlis Dzikir Jama'ah Al Khidmah.
Dalam Biografi Hadrotus-Syaikh Muhammad Utsman Al-Ishaqi R.A Jatipurwo Surabaya yang disusun oleh H. Abdul Ghofar Umar Gresik, di riwayatkan :
" Kyai Masduri Ngroto menceritakan kepada kami sejarah masuknya Thoriqoh Qodiriyyah Wan Naqsyabandiyyah di Ngroto dan sekitarnya sebagai berikut : Sejak tahun 1936/1937 M banyak guru-guru Thoriqoh yang berusaha memasukkan Thoriqoh ke Ngroto bahkan ada kyai yang sampai kawin di Ngroto kemudian terpaksa firoq karena tidak berhasil memasukkan Thoriqoh.
Pada bulan Muharram tahun 1964 M Hadrotus-Syaikh mulai pertama datang ke Ngroto bersama Kyai Muslih bertepatan dengan Haulnya Kyai Sirojuddin. Itulah mula pertama datang ke Ngroto bersama Hadrotus-Syaikh. Kemudian untuk kedua kalinya datang pada tahun 1966 M saya di panggil ke rumah paman, dan Hadrotus-Syaikh menangis dan saya dirangkul seraya mengatakan : Sabarlah ! sejak sekarang Masduri menjadi Kyai di desa sini maka do’akanlah semoga panjang umur. Sepulangnya Hadrotus-Syaikh dapat 15 hari paman saya meninggal, dan atas saran beliau saya kirim surat kepada beliau tentang wafatnya paman. Dan saya mendapatkan balasan agar saya datang kesurabaya di Surabaya saya dibai’at dan diberi ijazah Manaqib secara mutlaq. Setelah itu banyak para ikhwan yang menjadi murid Hadrotus-Syaikh maka tersebarlah Thoriqoh di Ngroto".
Sumber: www.cahngroto.net